h a m p a
Sumpallah liang telinga
Detak jam yang berpadu dengan degub jantung
Dan tetesan air kran yang bocor
Tak memberi kita penjelasan
Tentang waktu yang selalu berlalu
Pejamkanlah mata,
Garis cakrawala di depan kita
Dengan hamparan mega dan mentari senja
Tak pernah menggambarkan
Apakah kita tengah mendekati tujuan
Ataukah hanya sekedar menjauhi permulaan
Berhentilah bicara,
Kita tak pernah bisa menaksir nilai kata-kata
Yang keluar dari mulut kita dan memenuhi udara
Tutuplah hidung,
Kita tak pernah sanggup mengenali aroma nasib
Dan mencium bau petaka
Telanlah lidah,
Yang tak dapat membedakan rasa
Dan mengecap manisnya nestapa
Percayalah pada apa yang ada di depan kita
Dan naluri yang memberi kita pertanda
Tanpa mengagungkan indera
Dan teruslah melangkah, entah ke mana
Karena, apalah artinya memiliki cita-cita?
September 1998
No comments:
Post a Comment