Monday 27 November 2006

Surat Kabar Kehidupan

Hari ini,

Kubaca lagi surat kabar kehidupan

Kubuka lagi halaman zaman

Di kolom-kolom penderitaan

Kueja lagi sebaris kata, kekuasaan

Kulihat foto mahasiswa di tangga gedung MPR

Di bawah tanggal dan harga eceran

“Seorang polisi tewas di Bogor”

Soeharto dan Habibi di depan tangga pesawat

Bersalaman dengan senyuman

Kubaca lagi laporan lengkap anggota dewan

Ya, “Bola itu bernama reformasi”

Dan anggota dewan menangkap dengan gagap

Agenda perubahan hanyalah tambahan pekerjaan

Selain membahas masalah kenaikan-kenaikan

Kucermati lagi sosok pendiri, pemimpin umum

dan pemimpin redaksi

Tak ada satu pun yang diganti

Hanya staf promosi, sirkulasi dan distribusi

Tiada lagi surat pembaca

Mereka bosan berlangganan kebohongan

Dengan baris-baris iklan tentang perubahan

Dan sajian khusus kerusuhan

Dan liputan kekerasan

Kubentangkan lembaran koran kehidupan

Di halaman tengah reportase zaman

Kutemui kolom-kolom tajuk penderitaan

Hukum yang dikangkangi penguasa

Wartawan yang dianiaya

Lahan petani yang diserang hama

Empat juta tenaga terdidik tanpa kerja

Harga-harga yang tak terhingga

Seperti membaca menu sajian di rumah makan

Rubrik tips dan wawancara

Menjadi tak berguna

Seperti salinan resep dari dokter keluarga

Untuk penyakit bawaan yang menahun

Kusembunyikan wajah duka ku

Di halaman cerpen, sajak dan esai kehidupan

Tak ada berita olahraga

Tentang thomas cup, uber cup, atau piala dunia

Kulewatkan begitu saja halaman terakhir

Lalu kulemparkan koran enambelas halaman

Di atas tumpukan sejarah zaman

Hari ini,

Kubaca lagi kamus kehidupan

Kubuka lagi ensiklopedi zaman

Di pustaka-pustaka penderitaan

Kucari sebaris kata, kemerdekaan.

Manado, Mei 1998

No comments: