Surat Kabar Kehidupan
Hari ini,
Kubaca lagi
Kubuka lagi halaman zaman
Di kolom-kolom penderitaan
Kueja lagi sebaris kata, kekuasaan
Kulihat foto mahasiswa di tangga gedung MPR
Di bawah tanggal dan harga eceran
“Seorang polisi tewas di Bogor”
Soeharto dan Habibi di depan tangga pesawat
Bersalaman dengan senyuman
Kubaca lagi laporan lengkap anggota dewan
Ya, “Bola itu bernama reformasi”
Dan anggota dewan menangkap dengan gagap
Agenda perubahan hanyalah tambahan pekerjaan
Selain membahas masalah kenaikan-kenaikan
Kucermati lagi sosok pendiri, pemimpin umum
dan pemimpin redaksi
Tak ada satu pun yang diganti
Hanya staf promosi, sirkulasi dan distribusi
Tiada lagi surat pembaca
Mereka bosan berlangganan kebohongan
Dengan baris-baris iklan tentang perubahan
Dan sajian khusus kerusuhan
Dan liputan kekerasan
Kubentangkan lembaran koran kehidupan
Di halaman tengah reportase zaman
Kutemui kolom-kolom tajuk penderitaan
Hukum yang dikangkangi penguasa
Wartawan yang dianiaya
Lahan petani yang diserang hama
Empat juta tenaga terdidik tanpa kerja
Harga-harga yang tak terhingga
Seperti membaca menu sajian di rumah makan
Rubrik tips dan wawancara
Menjadi tak berguna
Seperti salinan resep dari dokter keluarga
Untuk penyakit bawaan yang menahun
Kusembunyikan wajah duka ku
Di halaman cerpen, sajak dan esai kehidupan
Tak ada berita olahraga
Tentang thomas cup, uber cup, atau piala dunia
Kulewatkan begitu saja halaman terakhir
Lalu kulemparkan koran enambelas halaman
Di atas tumpukan sejarah zaman
Hari ini,
Kubaca lagi kamus kehidupan
Kubuka lagi ensiklopedi zaman
Di pustaka-pustaka penderitaan
Kucari sebaris kata, kemerdekaan.
Manado, Mei 1998
No comments:
Post a Comment